Turin - Juventus biasanya menjadi tim yang memicu patah hati untuk para penggemar tim rival di Italia. Kini giliran Bianconeri yang merasakannya.
Juventus sudah selalu menjadi tim yang doyan mencomoti pemain-pemain terbaik tim rival di Serie A. Di awal milenium misalnya, tim kota Turin ini merekrut pemain-pemain seperti Gianluigi Buffon, Lilian Thuram, Pavel Nedved, Marcelo Salas, Emerson, hingga Fabio Cannavaro.
Pada musim lalu, ada nama Miralem Pjanic dan Gonzalo Higuain yang melanjutkan tren tersebut. Dua pemain tersebut adalah pemain kunci di dua klub rival utama Juventus, yakni AS Roma dan Napoli.
Sebaliknya, Juventus terbilang jarang melepaskan sosok krusial ke tim-tim lawan. Salah satu yang melatarbelakangi adalah kemampuan finansial para pesaing mereka di Italia yang kurang memadai.
Tapi musim panas ini ceritanya berbeda. Juventus kehilangan salah satu pemain terbaiknya, Leonardo Bonucci, ke AC Milan. Milan, meski beberapa musim terakhir tak terlalu mengesankan, sedang berupaya membangun skuat yang tangguh dan jor-joran beli pemain.
Setelah empat musim beruntun finis di luar lima besar, Rossoneri mendatangkan talenta-talenta menarik. Sebut saja Mateo Musacchio, Ricardo Rodriguez, Andre Silva, Hakan Calhanoglu, dan Franck Kessie.
Kedatangan Bonucci pun cuma menegaskan bahwa mereka siap menjadi penantang untuk posisi-posisi di papan atas.
Eks gelandang Juventus Alessio Tacchinardi menilai Milan sudah amat serius menunjukkan tekad kembali ke papan atas. Soal kepindahan Bonucci, dia tak heran lagi karena sepakbola era sekarang ini amat memungkinkan pemain loncat langsung ke klub rival.
"Milan adalah klub paling ambisius di Italia saat ini dan ingin menulis sejarah lagi," katanya kepada Radio CRC.
"Bonucci ke Milan itu menunjukkan seperti apa sepakbola sekarang ini. Hal serupa terjadi ke Napoli ketika mereka menjual Higuain ke Juve, dan sekarang gilirannya Bianconeri," tambahnya dikutip Football Italia.
Bonucci merupakan sosok vital dalam keberhasilan Juventus memenangi enam titel liga berturut-turut sejak 2012.
Juventus sudah selalu menjadi tim yang doyan mencomoti pemain-pemain terbaik tim rival di Serie A. Di awal milenium misalnya, tim kota Turin ini merekrut pemain-pemain seperti Gianluigi Buffon, Lilian Thuram, Pavel Nedved, Marcelo Salas, Emerson, hingga Fabio Cannavaro.
Pada musim lalu, ada nama Miralem Pjanic dan Gonzalo Higuain yang melanjutkan tren tersebut. Dua pemain tersebut adalah pemain kunci di dua klub rival utama Juventus, yakni AS Roma dan Napoli.
Sebaliknya, Juventus terbilang jarang melepaskan sosok krusial ke tim-tim lawan. Salah satu yang melatarbelakangi adalah kemampuan finansial para pesaing mereka di Italia yang kurang memadai.
Tapi musim panas ini ceritanya berbeda. Juventus kehilangan salah satu pemain terbaiknya, Leonardo Bonucci, ke AC Milan. Milan, meski beberapa musim terakhir tak terlalu mengesankan, sedang berupaya membangun skuat yang tangguh dan jor-joran beli pemain.
Setelah empat musim beruntun finis di luar lima besar, Rossoneri mendatangkan talenta-talenta menarik. Sebut saja Mateo Musacchio, Ricardo Rodriguez, Andre Silva, Hakan Calhanoglu, dan Franck Kessie.
Kedatangan Bonucci pun cuma menegaskan bahwa mereka siap menjadi penantang untuk posisi-posisi di papan atas.
Eks gelandang Juventus Alessio Tacchinardi menilai Milan sudah amat serius menunjukkan tekad kembali ke papan atas. Soal kepindahan Bonucci, dia tak heran lagi karena sepakbola era sekarang ini amat memungkinkan pemain loncat langsung ke klub rival.
"Milan adalah klub paling ambisius di Italia saat ini dan ingin menulis sejarah lagi," katanya kepada Radio CRC.
"Bonucci ke Milan itu menunjukkan seperti apa sepakbola sekarang ini. Hal serupa terjadi ke Napoli ketika mereka menjual Higuain ke Juve, dan sekarang gilirannya Bianconeri," tambahnya dikutip Football Italia.
Bonucci merupakan sosok vital dalam keberhasilan Juventus memenangi enam titel liga berturut-turut sejak 2012.
( FAZ/ www.garasigaming.com )
No comments:
Post a Comment